Cara Sederhana Berkebun Turun Temurun Yang Sudah Kami Lakukan Sejak Dahulu
Cara sederhana berkebun memang sudah kami lakukan secara turun temurun dari nenek moyang kami dahulu, yaitu berkebun dengan metode tadah hujan.Berkebun dengan metode tadah hujan ini memang sangat mengandalkan curah hujan yang turun dari langit.
Jadi bisa dibayangkan jika musim kemarau berlangsung terlalu panjang, maka akan mempengaruhi hasil panen kami.
Kami berkebun memang sangat sederhana sekali hanya mengandalkan ilmu yang diwariskan secara turun – temurun.Cara berkebun kami memang belum mengandalkan ilmu dan teknologi modern.
Apa yang kami tanam dikebun ? yang kami tanam juga hanyalah kebutuhan sehari – hari misalnya padi ,pisang ,jagung ,ubi, bumbu masakan dan sayuran.
Tanaman yang kami tanam adalah tanaman yang bersifat bermacam – macam atau bervariasi.Sehingga dalam satu kebun memiliki banyak sekali jenis tanaman selain yang saya sebutkan diatas.
Pada artikel kali ini saya akan mencoba menuliskan cara sederhana dalam kami bertanam atau mengelolah kebun kami.
1. Cara Sederhana Menanam padi
Karena kami mengunakan sistem tanam dengan tadah hujan, maka lahan yang kami gunakan untuk menanam padi haruslah kami bersihkan dahulu dari rumput – rumput dengan cara menjawat atau menebasnya.
Menjawat kebun adalah istilah di daerah kami untuk membersihkan rumput dengan mengunakan alat seperti arit dan tengkuit.
Semua rumput yang sudah dijawat haruslah dikumpulkan secara berkelompok kecil,agar mudah untuk proses pembakarannya nanti.Jangan mengumpulkan rumput dengan tumpukan yang besar ,sebab dikhawatirkan akan membuat api mudah menyebar ke kebun tetangga.
Hasil dari pembakarannya rumput tersebut bisa juga kita gunakan sebagai pupuk penyubur tanah, apalagi lahan tersebut baru dibuka pertama kalinya, biasanya kesuburan tanah sangat optimal dan menghasilkan tanaman yang berbuah lebat dan bagus.
Setelah semua areal kebun bersih maka kita tinggal menunggu waktu musim penghujan,waktu yang tepat untuk menam benih padi adalah sekitar bulan September dan oktober karena hujan biasanya mulai ada.
Menanam benih padi di daerah saya mengunakan alat yang sering disebut tugal.Tugal adalah sejenis kayu yang berukuran 150 cm yang ujungnya dibuat lancip mirip dengan ujung peluru.Gunanya adalah untuk membuat lubang diatas tanah tempat menaruh benih padi.
Kedalaman yang harus kita buat adalah sekitar 5 cm, jangan terlalu dalam lubangnya sebab akan membuat benih padi sukar tumbuh.Ukuran jarak lubang padi ke lubang berikutnya adalah sekitar 20 – 25 cm meter.Jangan terlalu berdekatan sebab akan membuat pohon padi sukar berkembang dengan baik.Tetapi jangan juga terlalu lebar sebab akan membuat padi terlalu berjauhan.
Hal yang unik yang masih kami lakukan dalam menanam padi ini adalah kami mengunakan sistem gotong royong yang dimulai pada pagi hari sekitar pukul 6.
Memang terlalu pagi sich kami menanam pad tersebut sebab kalau terlalu siang maka sinar matahari akan terasa panas.Karena kami memulainya pagi biasanya pada pukul 10 siang proses menanam ini sudah selesai kami lakukan.
Ohy biasanya yang menugal padi ini dilakukan oleh para bapak – bapak atau orang dewasa laki – laki dan para ibu – ibu atau orang dewasa wanita biasanya sebagai penabur benih kedalam lubang padi.
Jumlah bibit padi yang ditabur kedalam lubang padi biasanya sekitar 10 – 15 biji padi.Dan bibit tersebut memang sudah dipilih dari hasil panen sebelumnya yang ukuran bulir atau biji padinya agak besar –besar.
Lubang yang sudah berisi bibit padi tersebut haruslah ditutup agar tidak dimakan oleh burung atau semut.Nah hal unik yang kami lakukan untuk mencegah agar bibit yang sudah ditanam padi tadi tidak dimakan oleh semut biasaya kami mencampur bibit tersebut denga isi batu baterai bekas, sehingga semua kulit bulir padi menjadi hitam.
Biasanya jika bibit padi sudah diberi bubuk baterai bekas semut –semut engan untuk memakannya.
Sekitar dua minggu kemudian jika hujan mulai turun maka bibit padi tersebut akan mulai tumbuh sekitar 3 – 5 cm diatas permukaan tanah.
Nah pada saat ini kita harus mengecek apakah padi tumbuhnya merata atau tidak, jika ada yang tidak tumbuh maka kita harus menanam ulang.
Rumput – rumput yang menganggu tanaman padi haruslah dibersihkan dengan tengkuit atau arit, jika tidak kita bersihkan maka akan mengganggu pertumbuhan padi tersebut.
Setelah tanaman padi tersebut besar dan berbuah maka kami harus memanen tanaman tersebut mengunakan peralatan yang kami sebut dengan TUAI.
TUAI adalah alat yang terbuat dari kaleng yang dilekatkan pada sebuah kayu yang dipergunakan untuk memanen padi.
Ujung tuai dibuat agak tajam tujuannya agar mudah untuk memotong padi tersebut.Karena metode memanen padi kami masih tradisional maka peranan tuai ini sangatlah penting.
Sehelai demi sehelaipun kami kumpulkan dari memanen padi, kemudian kami kumpulkan dengan sebuah wadah yang bernama bake.Bake adalah sejenis karung besar yang terbuat dari jalinana bambu halus.
2. Cara sederhana menanam tanaman Palawija
Karena kebun kami hanya mengandalkan curah hujan, tanaman yang sering kami tanam diantara kebun padi adalah jagung.Proses menamnya juga terbilang mudah,sama persis menanam padi.
Caranya adalah membuat lubang pada tanah dan dimasukkan bibit jagung.Kalau kita menanam jagung diantara tanaman padi sebaikknya tanaman jagung dibuat sedikit berjauhan atau sekitar 5 m dengan tanaman jagung lainnya.Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu tanaman padi.
Selain menanam jagung kami juga menanam kacang hijau, tetapi tanaman ini kami tanam setelah kami panen padi.Jadi semua pohon padi yang sudah kami panen semuanya dibersihkan.
Proses penaman kacang hijau ini juga sama persis kita menanam padi,sehingga tidak begitu sulit kami lakukan.
Kebun kami dari dahulu memang diisi dengan berbagai macam tanaman kebutuhan sehari –hari.Misalnya Bumbu masak, pisang, sayur, dan lainnya, karena hasil kebun kami bukan untuk tujuan bisnis besar.
Beda dengan perkebunan yang sudah modern sekarang ini dimana hanya diisi dengan satu jenis tanaman saja.Misalnya sawit.
Walaupun sekarang ini pola perkebunan dan pertanian kami sudah mulai dipengaruhi oleh cara modern, tapi biasanya kami enggan untuk meninggalkannya.Jika harus meniru cara modern biasanya kami harus menyiapkan lahan khusus yang hanya ditanami oleh satu jenis tanamaan saja, baik itu kebun karet atau kebun sawit.
Untuk pola tanam tanaman yang hanya satu jenis biasanya apa yang akan ditanam dipengaruhi oleh musim, jika musim jeruk lebih mahal maka kami akan bertanam jeruk, tetapi jika jeruk sedang murah dan anjlok harganya maka kami bertanam yang lain,misalnya karet.
Sistem berkebun tanaman yang tidak konsisten ini membuat para petani sering mengalami kerugian.Coba anda bayangkan seandainya ditahun ini harga jeruk anjlok,maka kebun jeruk pun dimusnahkan dan diganti oleh tanaman yang sedang mahal – mahal harganya.
Untuk bertanam jeruk sampai berbuah biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 tahun, berarti kami membuang biaya besar, membuang tenaga dan waktu, hanya untuk mengikuti harga pasar tanaman terbaru.
Yang sering terjadi adalah semua daerah saya mengikuti cara tersebut,sehingga pada musim panen maka harga tanaman pun tidak sesuai apa yang diharapkan.
Sebenarnya lebih baik tetap bertahan dengan tanaman semula tetapi digarap dengan pola yang modern.Pada saat orang lain tidak memiliki tanaman tersebut biasanya kita bisa lebih memonopoli harga pada saat panen.Sehingga kita bisa mendaptakan untung yang lebih besar.
Demikianlah artikel singkat ini yang saya tulis berdasarkan pengalaman saya sendiri,sebagai anak desa.Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua, amin.Jika ada Ide dan penulisan yang salah saya mohon maaf.