Nasib Lampu Batuk Tradisional Di Era Modern
Coba bayangkan bagaimana seandainya energi listrik belum ditemukan ? pastilah kita masih menggunakan lampu batuk tradisional yang bahan bakarnya dari minyak tanah.Diera zaman modern ini penggunaan lampu batuk sudah digusur oleh kehadiran lampu emergency dan kalau tidak ada lampu emergency maka umumnya orang lain menggunakan lilin.
Kenapa yach Nasib lampu batuk tradisional ini sudah tersingkirkan ? mungkin karena beberapa alasan berikut ini :
1. BeresikoTinggi
Pengunaan lampu batuk tradisional memiliki resiko tinggi, yaitu rawan kebakaran.
Apalagi kita sembarangan menempatkannya, tersentuh oleh kucing atau hal lain secara tidak sengaja akan membuat kejadian yang patal akibatnya.
Karena untuk meminimalisir ke kejadian buruk, maka banyak orang beralih ke lampu modern, yang sudah pasti praktis dan mudah digunakan saat diperlukan.
2. Bahan bakarnya mahal dan sulit didapatkan
Saat penggunaan lampu batuk tradisional biasanya kita akan selalu berhadapan dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya, tentunya bagi orang yang tidak biasa akan membuat indera penciuman terganggu.
Belum lagi harga bahan bakarnya juga sudah lebih tinggi dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
Dan bahkan lebih sering sulit dicari dipasaran, sebab masyarakat sekarang lebih banyak beralih ke bahan bakar lainnya, seperti Gas, jika untuk memasak.
3. Berkembangnya teknologi lampu
Karena perkembangan teknologi dibidang lampu modern juga turut menjadi factor yang menggusur kehadiran lampu batuk tradisional.
Selain bentuknya simple, juga tidak mengeluarkan bau seperti bau minyak tanah.
Jika habis, bisa di cas kembali lalu digunakan kembali begitu seterusnya.
Cukup sulit menemukan lampu batuk tradisional dipasar tradisional apalagi dipasar modern, tetapi tetap ada yang menjualnya tapi jumlahnya hanya beberapa orang saja.
Intinya kehadiran lampu tradisional hanya tinggal namanya saja, apalagi di perkotaan besar.
Demikianlah artikel singkat ini dibuat semoga bermanfaat jika ada kesalahan pada ide dan penulisan saya mohon maaf.