Ibu, Jamu dan Pandemi
Jika ada yang bertanya masalah hobby, ada banyak hobby di dunia ini mulai dari membaca, olahraga, memasak dan berkebun. Hobby bisa menjadi pelepas stress di kala rutinitas mulai sangat menganggu. Namun jika yang ditanya adalah ibu saya, maka mungkin di dunia ini boleh ditambah jenis hobby baru: membuat jamu.
Jamu, bagi keluarga kami semacam ramuan ajaib bagi penduduk Galia.
Entah kenapa kalo melihat ibu saya sedang membuat jamu rasanya seperti melihat
Panoramix (otomatis saya yang jadi Obelixnya). Sebenarnya bukan semenjak ada pandemi
aja beliau rajin membuat jamu. Hobby nya ini di mulai bahkan sejak belum
menikah dengan bapak saya. Dan pandemi membuat ibu saya semakin lama semakin
mirip Panoramic.
Ibu saya memang suka membuat jamu. Bahkan beliau membeli
kuali khusus dari tanah liat yang hanya boleh diisi Jamu. Beliau tidak pernah
membuat jamu dalam jumlah sedikit. Tahu kenapa? Karena hobby nya ini sudah
menyebar ke dinding telinga para tetangga. Jadi tetangga juga kebagian
incip-incip meski cuma segelas dua gelas.
Jamu juga jadi oleh-oleh
favoritnya saat mudik ke kampung. Bisa dipastikan bukan hanya keluarga karena
tetangga di kampung pun pasti masuk nominasi daftar penerima oleh-oleh jamu
buatan ibu saya.
Sejak kecil saya akrab dengan jamu meski bukan pecandu. Dulu
saya benar-benar tidak suka jamu. Bahkan ibu pernah memaksa saya minum jamu hanya
karena takut badan saya melar setelah menarche. Scene ini saya abadikan dalam
salah satu episode Kok Ipung Jadi Suka Wortel.
Jamu, bagi ibu adalah salah satu cara menjaga kesehatan
keluarga. Jika sebelum pandemi saja beliau rajin membuat jamu maka bisa
dibayangkan setelah pandemi kegiatan membuat jamu semakin menjadi-jadi. Setiap
kali stok bahan membuat jamu menipis, ibu langsung panik dan buru-buru ke
pasar. Haha..
Entah karena memang sering meminum jamu atau karena lainnya
nyatanya kami memang tetap sehat saat tetangga kanan kiri depan belakang
terpapar covid. Tempat tinggal kami sempat mendapat predikat zona hitam karena
saking banyaknya penderita covid. Saat kota Malang menerapkan PSBB karena
persebaran covid yang luar biasa, kampung kami menjadi salah satu cluster
dengan penderita covid terbanyak.
Cerita-cerita tetangga sampai timeline di WA berseliweran
tentang manfaat jamu yang katanya mampu meningkatkan imun tubuh saat pandemi sukses
membuat ibu saya mendoktrin cucunya untuk minum jamu. Padahal sebelumnya mereka
lebih suka boba kenyil-kenyil itu daripada jamu. Hehe..
Resep jamu ibu saya sederhana. Bahannya hanya temulawak,
kunir kuning, kunir putih dan sedikit asam Jawa. Kadang-kadang ditambah serai
atau jahe. Untuk pemanis beliau menggunakan gula batu yang harganya murah dan
dijual di pasar tradisional.
Semua bahan ini diiris tipis-tipis lalu direbus di dalam
kuali khusus dari tanah liat. Hanya itu. Mudah membuatnya. Jika ingin meminum
jamu, air rebusan ini bisa disaring dulu agar sisa irisan tidak terangkut dengan
gelas. Jamu ini bisa diminum dalam kondisi hangat maupun dingin.
Dulu banyak orang menganggap jamu hanya minuman untuk orang
tua. Banyak anak muda yang anti minum jamu karena dianggap kurang keren.
Nyatanya sekarang jamu mulai diterima kalangan muda. Di sisi lain, jamu mulai
naik kelas. Beberapa kali saya menemui jamu menjadi menu andalan di resto
dengan harga yang lumayan mahal. Satu gelas bisa nyampe 50 ribu! Wah, padahal untuk
ibu saya uang 50 ribu bisa dibuat satu ember besar jamu yang cukup untuk konsumsi
satu Dasawisma. Haha.. Di hotel-hotel berbintang jamu juga sudah banyak yang
dijadikan welcome drink. Wow!
Jadi saat ada yang bertanya apa sih yang kami lakukan untuk
menjaga kesehatan di masa pandemi? Kompak kami menjawab: minum jamu.
apa kabar kang Nata semoga sehat selalu dan blogger mantul jaya
BalasHapusWah enaknya ya kalo bisa ngolah sendiri jamunya, gak usah beli. Lebih sehat, higienis dan pastinya lebih hemat.
BalasHapusMungkin karena rutin minum jamu, jadinya imunnya kuat. kan sering minum pait, jadi bakteri dan virus juga malas ke badan kita, hehehe
Dulu di tempat kerja saya di hotel bintang lima di Jakarta Pusat, welcome drink di SPA, dikasih jamu kunyit asam. Banyak tamu asing yang ketagihan minum jamunya, soalnya rasanya enak dan unik menurut mereka..
Waah iyak bener jamu2 kalau yang di hotel mahaal beneeer kaaan, apalagi kalau bisa membuat sendiri, rasanya emaaan :D
BalasHapusMenyenangkan yaa ada resep jamu tersendiri dan sudah menjadi kebiasaan apalagi di saat seperti ini, niscaya baik bagi imun dan tubuh. Aku juga penggemar jamu terutama kunyit asam :3
Saya dulu pas kecil suka minum jamu, Mbak. Kebetulan ada langganan Ibu saya yang jamunya digendong. Nah, sekarang saya tidak menemukan rasa jamu yang dijual yang pas hehehe. Tapi kalau bisa bikin sendiri keren itu, Mbak. Selain enak, terjaga kebersihannya juga. Kalau di rumah saya, paling seringnya buat Sara'ba, minuman jahe khas makassar.
BalasHapusDaku kalau ada jamu mau aja minumnya, apalagi yang kunyit asem haha.. waktu kecil dikasih yang beras kencur malah tetep nggak gemuk dakunya hix
BalasHapusHehehe.. selain multitasking, ibu otu juga pahlawan super, dokter, menteri keuangan sekaligus teman bagi keluarganya ��
BalasHapusaku termasuk penggemar jamu, jika ada yang menjual atau membuat pasti suka beli dan pesen. Tapi ya ngga nyandu juga. Salah satu minuman yang menyenangkan menurutku sih
BalasHapusKalo bisa bikin jamu sendiri rasanya pasti lebih enak dan seger ya kak, aq belum pernah bikin sendiri, selama ini kalo lagi pengen minum jamu ya beli langsung
BalasHapusSaya sudah lama nggak minum jamu. Pilihan jamu pun saya super duper pemilih. Maunya yaaa kalau nggat kunyit asam ya beras kencur, nggak ada yang lain. Iya ya. Kan jamu itu minuman tradisional Indonesia yang menyehatkan. Jadi tetap membantu daya tahan tubuh ok apalagi di masa pandemi begini.
BalasHapusIya sekarang jamu semakin menginternasional. Di hotel-hotel sudah banyak yang memakai jamu sebagai welcome drink. Jamu favorit saya sih beras kencur sama kunir asem hehe.
BalasHapusKalau mbahku itu masih suka dengan jejamuan. Dia juga sering bikin sendiri. Ibuku juga seperti itu walau udah agak jarang. Kecuali yang sederhana, misal rebusan jahe merah aja.
BalasHapusSedangkan aku? Sama sekali nggak suka dengan jejamuan. Hiks. Paling kalau minum beras kencur aja. HEhe
wah rajin banget ngolah jamu sendiri...kakekku juga suka nolah jamu sendiri bahkan dijual dalam bentuk pil, ketika kakekku meninggal usaha jamu akhirnya dikelola sepupuku
BalasHapusSaya sebenarnya ingin mengajak anak-anak bisa suka minum jamu. Tapi mencium baunya aja mereka gak mau hiks.
BalasHapusPadahal saya ingin mereka juga suka jamu seperti ibunya. Akhirnya disiasati pakai madu, supaya mereka mau.
Betul banget minum jamu menjaga kesehatan badan biar fit terus hilang capek dan letih meskipun kerja dari rumah juga wajib nih jaga kesehatan
BalasHapussiapa yang di sini suka jamu? saya sih suka cuman jamu beras kencur terus nanti kalo mau nikah mau minum jamu kuat hehe
BalasHapusSaya kemarin nengok kebon, ternyata banyak kunyit dan temu di sana. Akhirnya kuambil beberapa rimpang tapi bingung mo buat apa karena jarang masak. Kalo dijual tanggung kurang banyak. Apa dibuat jamu aja ya? Itu diiris2 langsung direbus atau dikeringkan/dijemur dulu?
BalasHapuswah iya ya,jamu memang sudah terkenal manjur menjaga kesehatan..
BalasHapusklo aq biasanya dibuatin mama jamu temulawak
Sebenarnya bikin jamu itu bisa dibilang gampang kalau tau cara dan ramuannya. Kalau di kasus aku, aku mending beli soalnya kalau bikin juga paling diminum sendiri. Hahaha.. Pengen nyoba bikin sendiri ah.. Kunyit asam dan air kencur aku suka
BalasHapusIbuku tidak pernah minum jamu, maka begitu pula lah aku. Sangat asing dengan jamu. Paling ya sinom atau kunyit asam.
BalasHapusEh ternyata ada saudara Bapak yang berbisnis jamu modern. Jadilah aku mulai berkenalan dengan lebih banyak varian jamu.
ibu saya suka bikin jamu juga
BalasHapusapalagi sejak corona ini
dan kalau kayak hotel memang juga jadi andalan ini jamu
harganya engga main main juga ya
sampe sekarang yang jadi favorit masih beras kencur hehehe
BalasHapusaslinya memang nggak doyan jamu yang pahit, pernah juga coba sesekali
dan paling seneng yg agak setengah pahit aja, lupa namanya, terus kalau habis minum yang pahit-pahit, dikasih minuman yang rasanya manis kayak gula merah